April Mop : Kekacauan Sang Ketua Kelas
Hari senin, hari yang mungkin bisa dibilang paling
absurd—kacau—luar biasa—luar biasa dalam artian negatif. April mop tahun ini
bener-bener memorable, bagi gue, bagi korban-korban dan bagi warga GreenLand.
Sebagai ketua kelas berkualitas dan edan, gue memulai mengerjai orang namun,
yang terjadi malah warga Green Land puas ketawa, sementara gue mengigil sawan
dipojokkan, sawan kalo misalnya bu Lilin tiba-tiba datang ke kelas, menggedor
pintu, dan sang ketua kelas meringkuk ketakutan di pojokkan.
Begitulah hari itu, sebenarnya bukan selah gue, oke gue
salah paling ¼ salah, dan seutuhnya adalah kesalahan Alif dan Iran.
Saat itu, kelas masih sepi, anak kelas 3 masuk siang untuk
pemantapan UN, dan saat itu juga bu Lilin mengumumkan dan memanggil beberapa
murid untuk menemuinya. Beberapa kali pengeras suara itu bergetar-getar, bikin
gue terus inget apa isi pengumumannya.
Lalu Iran datang tergopoh-gopoh, nafasnya
tersenggal-senggal, kayaknya abis lari dari terminal pakupatan sampe sekolah
=)) saat itu jug ague reflek bilang, “Ran, tadi lo dipanggil, sama bu Lilin.”
“Ah yang bener?” dia ngga percaya, memang begitulah, kalo
lawan bicaranya gue, pasti nggak ada yang percaya.
“Iya, tadi tuh, Cheles, Langlang, Pasan, Aliya, Enoer, Iran.
Buru gih.” Guepun mendadak jadi serius padahal gue bertahan untuk nggak ketawa.
Skill akting gue terbukti di situ. Iran pun langsung turun ke bawah menghadap
bu Lilin.
Nggak lama, Grace datang, gue juga sampein apa yang gue
sampein ke Iran. Dia agak ragu namun akhirnya turun juga menyusul Iran.
Gue, Tere, Emma, Alif dan Dika tertawa puas, april mop
adalah salah satu ajang menyalurkan hobby akting.
Iran datang dengan muka memerah, lalu kami semua teriak
‘april mop!’ sambil ketawa bareng-bareng, Green Land seisinya riuh tak kalah
dengan pasar obral.
Grace dibelakang Iran, dia tampak biasa-biasa aja, saat gue
Tanya, ternyata dia bakal gantiin kandidat apa—dia nggak cerita, sepertinya dia
agen FBI. Dan itu dia malah dapet berkah, Iran tidak, dia masih
mengeram-mengumpat-mengutuki gue dkk.
Oke itu belum klimaks, puncaknya adalah saat Opal datang
dengan muka seperti biasa bloon, Alif, Iran dan Dika menyampaikan apa yang gue
sampaikan ke Iran dan Grace, seperti jawaban sebelumnya, dia ragu, tapi gue
langsung meyakinkannya, akting gue terasah di april mop. Opal pun pergi ke
bawah. Kami tertawa sebentar, Opal udah nyampe kelas dengan muka sama—bloon,
dia bilang sesuatu yang ngga jelas.
“April mop pal!” Dika teriak. Namu Opal seperti biasa bloon.
“gimana Pal?”
Mukanya berubah, “Tadi kan gue ketemu ibu putri duyung,
terus gue nanya bu Lilin di mana, nah pas ketemu bu Lilin, bu Lilin bilang
gini, ‘siapa yang bilang ibu manggil kamu’? gue jawab aja Ipin.”
Kambing. Sapi. Kebo.
Opal melanjutkan, “Terus bu Lilin bilang gini, ‘bilangin ke
Ipin jangan macem-macem gitu’.”
Jleb. Help. Hati gue mencelos bro. temen-temen gue mulai
nakutin gue, gimana kalo bu Lilin datang lalu menceramahi gue, padahal kan gue cuma
mendukung kebohongan Iran Dika Alif, lha si Opal pake bawa nama gue. Gue ngga
sawan, awalnya doang. Namun, temen-temen gue terus menggemborkan, gue jadi
sawan sendiri. Gue pun duduk sambil berusaha nggak terlihat tegang dan berusaha
nahan kencing.
Parah banget waktu kemarin, gue dihantui sama bu Lilin
selama di sekolah. Untunglah UN kaga ada pelajaran seni, mampus aja bimbel
ketemu bu Lilin, gue dikasih wejangan kali. Sungguh mengharukan kisah gue, yang
ternyata nggak beruntung saat april mop, bukannya seneng, eh malah senjata
makan tuan. Kayak boomerang, gue jadi harus mkir yang panjang buat ngerjain
orang, dan ternyata itu hikmahnya. Udah ah, cukup Allah, dunia maya, dan warga
Green Land aja yang tau gimana tidak berkualitasnya ketua kelas Green Land.
hahaha, keadaan kelas lo gokil bet dah.. :")
BalasHapussaking gokilnya nggak mau ngelepas bang :''
BalasHapus