Tulisan Wortel's Story




Hujan makin mengguyur desa Kecil yang menjadi tempat meditasi dan bersemedinya pangeran Wortel, sebenarnya dan sejujurnya dia pergi ke desa Kecil ini mempunyai alasan sakral bin keramat dan menyeramkan itu.


Tau kenapa setiap pangeran Wortel datang, desa Kecil selalu saja diguyur hujan? Raja Baboon pernah meyelidiki kasus tersebut sampai menyewa beberapa peneliti turununan Galikubur Galiupil dan anakan Ensen.


“Pangeran Wortel sedang mengincar Putri Mona yang nama paginya Momon. Sedangkan Putri Mona tak mau dijadikan babu oleh Pangeran Wortel.” Jelas Raja Baboon kepada rakyat tuli.


Lalu, ada satu anak tuli mengacungkan keteknya untuk bertanya, wajahnya sangat antusias dan tegang seperti sedang antri suntik di Posyandu, “Wahai raja Baboon yang putih dan menawan, mengapa saya tampan?” anak tuli itu langsung dibawa ke tempat aqiqah oleh para pengawal.


Desas desus itu hanya mitos, jawab Pangeran Wortel jika sudah disuapi pertanyaan mengapa selalu hujan saat ia datang. Semua pertanyaan membuatnya pusing hingga nama blognya pun belum ketemu, Ayu Ting-Ting sudah membantu tapi Tuhan belum mererstui. Alasan sebenarnya adalah dia ingin menjarah wifi desa Kecil sehingga dia bisa ngeblog sepuasnya dan mencari inspirasi untuk nama blognya.


“Bagaimana Dir? Sudah ketemu signalnya?” Tanya pangeran Wortel kepada Kodir yang sedang mencari sinyal wifi gratisan untuk pangeran Wortel ngeblog dan mencari inspirasi nama blog yang bagus.


Kodir yang tuli tak menjawab, dia masih sibuk dengan monitor yang ia angkat-angkat untuk mecari sinyal.


“Weh Kodir mongol! Udah ketemu belum?” Tanya pangeran Wortel skeptis dengan sikap anak bunganya itu (karena buah sudah terlalu mainstream).


“Eh? Kenapa pangeran? kue gabin si Nenek Gayung enak?”


Pangeran Wortel mengelus dadanya, berusaha sabar dengan keadaan Kodir yang sangat mengecewakannya, “Baiklah anak bungaku, taruh monitor itu lalu pergilah mencari Naruto dan Sasuke …”


“Baik pangeran.” Kodir menaruh kembali monitor jaman bengen itu lalu ngacir mencari Naruto dan Sasuke. Melihat itu, pangeran Wortel langsung mencari golok untuk membunuh Kodir.


Akhirnya, pangeran Wortel mengconnectkan pcnya dengan wifi milik desa Kecil. Lalu dia mengetikkan nama blognya yang belum punya nama, sudah hampir 350 tahun ia menunggu, menunggu agar dapet ide untuk  nama blognya, tapi sayang, Tuhan belum merestui itu.


Kini dia hanya melongo menatap blognya yang sudah sangat keren untuk dibakar*, readersnya sudah sampai 112345678k orang yang membaca tulisannya, sudah 123456789k saran untuk  nama blog pangeran Wortel.


Pangeran Wortel jadi bambang, di tengah hujan yang berisik, dia galau, tak sengaja lagu Geisha yang pergi saja kau pergi tak usah kembali ia putar, lalu lagunya Cita Citata berjudul Aku Mah Apa Atuh terdengar oleh telinga pangeran Wortel.


“Eh buseeeh, lo ngapain Dir nyetel lagu beginian, kan lagi menikmati lagu galau ditengah hujan, ganggu aja lu huh.” Keluh Pangeran Wortel, ia memanyunkan bibirnya hingga mirip wirog.


Kodir nyengir kuda, “Lah kan bos yang bilang suruh nyari ubi.” Dia menyerahkan sesajen berupa satu baskom ubi cilembu rebus yang bikin kentut lo wangi kaya gas metana.


“Mati aja lo mongol, gua kurbanin juga lo!” pangeran mulai gedeg gegara tingkah laku imutnya Kodir, “etapi, luamayan deh kalo ada ubi di tengah berisiknya hujan.”


Pangeran Wortel pun mengambil sebiji ubi cilembu a.k.a gas metana itu dengan anggunnya, dia memotel ubi menjadi dua, dan langsung melahapnya panas-panas. Kodir tersenyum melihat majikannya itu bisa makan hari ini, hujan yang datang tiap kali pangeran datang, selalu bikin badmood karena dengan begitu, pangeran wortel akan susah menjarah Wifi orang, dan otomatis kesempatan nyeblognya pun seupil.


“Wah, aku ada ide Dir!!!” teriak pangeran Wortel euphoria, dia memeluk Kodir dan hampir mengecup kening burikannya Kodir. Ew.


“Akhirnya gustiiii nu agung yeeuh, akhirnya diriku bisa menamai blogku dengan nama paling keren di dunia!” pangeran masih terbawa suasana euphoria. Sedangkan Kodir yang akhirnya mengerti (syukurlah) tersenyum senang.


“Namanya apa pangeran? Paris Hilton? My sexy blog? Atau joncow? Atau Miley Citrus?” Tanya Kodir antusias. Pangeran menggeleng pelan sambil tersenyum anggun.


“Neyney. Berkat ubi ini, aku jadi ingin menamai blogku dengan Tulisan Wortel. Bagus ga Dir?” Tanya pangeran Wortel dengan mata berkelip kelip, ada lope lope segala lagi di matanya.


Kodir menganga, ia meneguk ludahnya lalu melempar potelan ubi bekasan pangeran ke wajah pangeran Wortel. Pangeran diam saja, dia langsung mengotak atikkan pc jaman bengennya.


Begitulah kisah Sejarah Tulisan Wortel yang hingga kini tidak bisa dipercaya kebenarannya, keberadaanya maupun kewarasannya, saya Raffi Mumet, salam Tulisan Wortel!!

“Seperfectnya diruimu, kalau tanpa nama, untuk apa?”
“Sebaik-baiknya ubi, adalah ubi yang memberikan pencerahan”

* : damai ya damai


** : syarat dan ketentuan berlaku.

Komentar

  1. Satu kata buat tulisan di atas. "Ngawur abis." :D

    Tapi keren. Apalagi soal ubi uforia itu. :D Pangeran jadi terkesima.

    Cuma, ada beberapa typo. Pangeran maklum kok.

    Terima kasih atas partisipasinya. Tunggu pengumannya, ya. :)

    BalasHapus
  2. Lieur... Gara-gara so Kodir temennya Doyok itu yaa, saya pun ikutan tuh cek aja di blog saya hehe..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Review] Aishiteru

[Review] Lost Novel by Eve Shi

[Review] Koala Kumal